Kamis, 02 Mei 2013

WAWANCARA INVESTIGASI


Wawancara investigasi

Beberapa segi

Tanya jawab dalam wawancara yang umum dilakukan biasanya tertuju kepada jawaban jawaban yang bersifat langsung memuat  apa yang ditanyakan, dan terkait dengan motivasi memuasakan kebutuhan khalayak umum. Jurnalis pertama yang melakukan wawancara dengan menggunakan pertanyaan langsung (dirrect  queations) dan di tulis melalui bentuk pertanyaan dan jawaban.
Sejak itu para wartawan mewawancara berbagai orang untuk berbagai jawaban dan reaksi tipikal daripermasalahan atau peristiwa penting dan mengundang perdebatan. Wawancara dilakukan kepada para selebritis atau karakter unsuar yang memiliki kisah kisah entertaiment atau nilai nilai inspiratif, atau mewawancara para ahli yang mempunyai informasi atau gagasan gagasan yang penting kepada masyarakat .
Bagi dunia jurnalisme investigatif, setiap melakukan wawancara, wartawan unfestigatif memerlukan pendekatan dan penanganan yang berbeda di setiap kasusnya. Setiap individu, yang diwawancara, memiliki segi segi personal, kepribadian, dan kejiwaan yang khas manusiawi. Namun demikian, setiap pelaporan wawancara mesti mempresentasikan impresi impresi dari apa yang dikemukakan narasumber,segala perkataan yang dinyatakannya, dan segala pengertian yang dijelaskannya.
Dalam banyak hal,investigativ reporting harus menekankan keberadaan narasumber yang hendak di wawancara sebagai sumber sumber informasi yang sama pentingnya pada personalitasnya.wartawan investigativ  mesti memberi perhatian yang sama kepada setiap narasumber.

Aturan umum wawancara:
Kolumnis AS, Art buchwaeld mengaku tak pernah suka di wawacara. Proses wawancara baginya, menjadi moment depresi karena tuntutan untuk memikirkan hal hal uang tak pernah terfikirkan sebelumnya. Ia dipaksa untuk menjawab hal hal yang tidak di persiapkan sebelumnya.
Maka itulah bagi kalangan wartawan, kegiatan wawancara memerlukan upaya khusus terhadap kondis psikis narasumber yang hendak dimintai keterangan. Mereka harus membangun suasana wawancara yang menyenangkan kepada orang yang diwawancara.untuk itu, pendekatan kepada narasumber yang akan diwawancara menjadi sesuatu yang mesti diperhatikan secara cermat. Gaya (style) mewawancara merupakan alat yang mesti di ukur.dalam ukuran yang ekstrim,gaya wartawati Oriana Falacci misalnya, bisa di simak.
Namun, gara Oriana falacci tentu saja meruoakan suatu contoh. Conth lain, dengan gaya lain punya banyak contoh. Berbagai gaya dapat menjadi sandaran reeferensi. Di balik semua panduan wawancara, yang hendak harus diperhatikan adalah, tak setiap gaya pendekatan akan sama  yang hendak diperhatikan ialah,tidak setiap gaya pendekatan akan sama berhasilnya kepada tiap orang yang akan diwawancara. 
Pada proses wawancara, dalam kaitan keabsahan materi yang hendak dilaporkan, jurnalisme mengenali ketentuan ketentuan yang harus dipatuhi. Kode etik media massa, diantaranya, memberikan beberapa jenis pengakuan yang mesti diperhatikan wartawan.beberapa jenis keterangan narasumber yang mesti disepakati, sebelum bahan wawancra ditulis atau disiarkan. yakni:
-On The Record
  -On  Background
- on deep Background
-Of The Record
Dari beberapa jenis keterangan ini, wartawan investigativ mesti bergerak mendapat informasi  yang hendak dijadikan kerang ka penyelidikannya. Jenis kesepakatanyang dipilih sangat menentukan kekuatan fakta yang hendak dilaporkan. Maka itulah kelihaian wartawan infestigativ amat penting dimiliki dalam menghadapi narasumber.
Melakukan wawancara (investigativ)
Topik “melakukan wawancara” ini di kutip dari sub bahasan sterntz, yang membahas berbagai dimensi wawancara di banyak cakupannya. Ada dua hal pokok yang perlu diperhatikan wartawan dalam melaksanakan kegiatan wawancara. Pertama, adalah upaya mempersiapkan wawancara, dan mengajukan pertanyaan yang bagus. Hal ini terkait dengan hasil yang akan di dapat: informasi reporter yang tidak siap dan mengajukan pertanyaan pertanyaan yang buruk cendrung akan memperoleh hasil yang tidak berguna. Kedua,adalah upaya untuk mempersiapkan wawancara dengan pengumpulan informasi yang terkait. proses pencarian wartawan sangat berpengaruh dalam proses wawancara yang akan dilakukan. Yakni, dalam mementukan hal apa saja yang perlu ditanyakan kepada sumber berita.
Untuk itu proses yang mesti di tempuh wartawan biasanya berada dalam rangkaian teknis :
1.       Tersenyum dengan sopan
2.       Memperkenalkan diri
3.       Menunjukkan munat terhadap orang/ subjek.
4.       Meyakinkan bahwa narasumber merasakan enak.
5.       Mempersiapkan diri untuk mencatat tanpa mengganggu wawancara.
6.       Mengajukan pertanyaan:”apakah anak yang bermain dijalanan itu anak anda?”
Dalam berlangsungnya wawancara hendaknya di hindari pertanyaan yang menggunakan kata perasaan. Hal ini dapat di contohkan melalui pertanyaan wartawan kepada seseorang yang baru saja menghadapi kematian orang yang dicintainya.
Dalam proses wawancara, wartawan mesti dapat memahami apa yang dikatakan sumber berita. Iapun bisa mengaitkannya dengan konteks tertentu seperti dengan berbagai hal yang telah dikatakan sumber berita yang sebelumnnya atau berbagai data yang telah diketahui  reporter sebelumnya.   Pada saat tanya jawab berlanngsung wartawan mesti selalu menyiapkan diri untuk mengetahui pertanyaan secar logis akan dikatakan sumber berita. Dimoment wawancara  pula wartawan sudah mengantungi perkiraan akan nilai berita yang akan dibuat dari berbagai bahan yang telah diberikan oleh sumber berita untuk mengarahkan muatan wawancara  dari kondisi tanyna jawab yang telah menyimpang wartawan mesti berusaha menentukan konsistensi yaitu dengan mengajukan pertanyaan yang sama dalam cara yang berbeda, semua cara mesti diefektifkanagar didapat hasil yang maksimum dari yanya jawab yang telah di lakukan.
Kualitas pertanyaan akan menentukan seberapa bagus berita dapat dibuat, karena acuan pertanyaan yang dilontarkan wartawan itu bisa berarti resiko, ancaman dan tekanan.  Ketika pertannyaan dilontarkansaat pertanyaan dilontarkan. Semua penngetahuan itu sangat berguna bagi proses invstigativ. Sebab dalam fase tertentu wawancara investigasi bisa juga terjadi dalam sebuah proses yang unik. Berbagai pertanyaan yang di ajukan wartawan investigativ benjadi yang berbeda dari yang biasa.
Melalui sebuah pertanyaan yang salah di dalam sebuah wawancara investigativ. Pengaruh suasana wawancara dengan acuan yang terus menghimpitnya membuat pegawai pemerintahan daerah itu terlonjak,terpancing. Dan menegaskan bahwa proses jual beli tanah yang di jalaninya tidak melibatka korporasi, akan tetapi perusahaan.
Dalam jenis yang lebih lagi,wartawan investigasi kerap menggunakan acuan pertanyaan yang langsung meminta klarifikasi dari kasus yang tengah diselidikinya. Pertanyaan di mulai dengan acuan keterangan yang umum telah diketahui. Pada jenis yang jauh lagi ketajamannya investigativ menggunakan teknik manipulasi sikap, seolah olah mengetahui fakta yang telah terjadi. Targetnya ialah memberi tampilan sosok yang begitu meykinkan kepada subjek investigasi bahwa pertanyaan tersebut diajukan melalui gaya reporter yang telh mendapatkan keterangan keterangan penting sehingga subjek berita , dalam keadaan ingin menolk keterlibatannya,biasanya akan menjelaskan berbagai hl sebenarnya umumnya telah terjadi.

Jenis wawancara Investigasi

Suatu liputan investigativ umumnya merupakan hasil wawancara dengan yang tidak sekedar mewawancara satu atau dua sumber seperti riset dan penulisan. Proses wawancara investigatif membutuhkan kerja yang ekstensif.
Keseriusan mereka tidak main main .mereka mengerjakan lebuh dari 125 wawancara untuk kisa Rumah Sakit pemerintah.prosesnya muncul dari keaktifan wawancara, untuk menanyakan, adakah orang lain yang bersedia berbicara mengenai hal yang sama bila di datangi. Sepanjang proses wawancara para reporter terus mendengarkan kisah kisah berisi tuduhan terhadap seorang petugas di departemen pemerintahan yang mengawasi rumah sakit pemerintah.
Pelaporan reportase investigativ semacam ini tidak membedakan media cetak dan elektronik “highlights” dari kisah tersebut sama saja,”kata Dravesky”. Satu satunya perbedaan adalah gaya penulisannya jurnalis media cetak, dapat melaporkan apa yang telah diktakan seorang di radio,seorang reporter membiarkan orang yang diwawancara betul betul mengatakannya sendiri, dia alat perekam.namun, yang terlebih penting,adalah keleluasaan mengerjakan liputan investigasi dari kebijakan redaksi masing maasing.
Dari tuturan pennglamaan mereka  dapat tipikal praktek wawancara yang biasa dikerjakan oleh para wartawan cara pengumpulan informasi di racik melalui wawancara ini, dapat di telusuri. Secara umum di dalam kegiatan seperti ini.

Wawancara Telepon

Telepon merupakan sarana yang cepat dan murah untuk mendpatkan bahan berita yang bersifat rutin, seperti ketika menghubungi kepolisian dan dinas pemadaman kebakaran atau menayakan kapan rapat dewan kota akan dilakukan.
Ada beberapa keuntungan yang bisa diraih diwawancarai lewat telepon. Hubungan telepon dinilai dapat memangkas waktu dari pada pertemuan tatap muka. Tapi di sisi lain, bunyi nada sibuk dari pesawat narasumber menghalangi kecepatan waktu yang hendak ditempuh pembuatan berita.

Wawancara Langsung

Melalui pertemuan langsung wartawan dapat lebih banyak memiliki waktu dan berkemungkinann mendapatkan ranah ranah baru pemberitaan. Walaupun, untuk ini,diutuhkan biaya dan waktu yang dikorbankan lebih banyak di abnding telepon. Tampilan prilaku sikap,perporma fisik wartawan juga dapat mengganngu sumber berita untuk mau mengeluarkan segala keterangan yang dimilikinya.

Konferensi Pers

Komperensi Pers sering diartikan sebagai suatu peristiwa yang direncanakan oleh para pejabat dan pengusaha untuk kepentingan dan keuntungan sendiri. Suasan konperensi pers membuat wartawan sulit, mendapatka, atau mengejar, informasi yang berharga. Sumber berita dapat memutuskn kepada siapa yng diberi kesempatan bertanya, menentukan panjang jawaban, menghindari pertanyaan lanjutan dan melakukan pengulangan pertanyaan serta menentukan waktu,tempat dan lama wawancara. Wartawan sulit mengajukan penentangan meminta penjelasan lebih lanjut, atau menempatkan bahan berita ke dalam konteks tertentu.

Interviews from the outside in

Ilustrasi kerja wawancara zdravesky dkk. Ketika meliput kisah penjara pemerintah dan rumah sakit jiwa merupakan tipikalnya proses wawancara yang dilakukan oleh banyak reporter investigativ. Liputan wawancara mereka biasa disebut dengan interview from outside in, yang menunjukan sebuah lingkaran dari area narasumber yang akan di investigasi, yang melibatkan kesekuruhan sunjek subjek wawancara adari yang paling tidak penting sampai pada pemain yang penting.

Smoking Gun Interview

Ada pandangan bahwa jenis wawancara yang kontrontatif ini hanya pantas dilakukan di depan Tv. Wawancara kontrontatif akan repot bila dilakukan untuk kepentingan halaman koran atau majalah. Wartawan investigatif dari kalangan media cetak dapat mendtangkan subjek wawancara dengan langsung menuding lawannya sebagai penjahat, seperti gaya jaksa penuntut du ruang pengadilan ketika mengintrogasi terduga. Dengan kata lain, hanya bisa dipergunakan dalam beberapa kasus. Tidak dapat digunakan dalam prosedur standar wawancara.

Double Cheks and Triple Cheks

Reporter yang menggarap kisah kisah investigativ tidak mengalami tekanan deadline waktu seperti reporter yang melipit breaking news atau berita yang berkenbang dengan cepat. Para reporter investigativ memiliki waktu yang lebih panjang. Untuk itu, para wartawan investigatif diharuskan melakukan  upaya double cheks dan triple cheks pada segala sesuatu yang dikatakan oleh sumber sumber mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar